Minggu, 21 Desember 2014

Cinta, Pengkhianatan dan Kesabaran

Tengah malam menjlng sepertiga malam, tiba2 tergerak untuk menulis tentang cinta, pengkhianatan dn kesabaran. Hmmm.... topiknya gak keren amat sih ttg cinta, itu kan topik dari zaman laela majnun sampai zaman mau kiamat pun masih aja dijadikan pembhasan. Hehehe,, eits tunggu dulu, justru krn itulah makanya knp cinta slalu jd pembahasan yg menarik, padahal sebenarnya ceritanya ya begitu2 saja. 
Tulisan ini terinspirasi dr kisah nyata yg terdengar oleh telinga, terlihat oleh mata dan terasa oleh hati. Yg pertama, kisah dr si A, sewaktu bertemu di siang hari, begtu terlihat wajah yg bahagia dgn antusias bercerita ttg sosok idaman yg sudah mampu meluluhlantakan hatinya, terlihat dr raut muka, sorotan matnya, bahwa saat itu jiwa dn hatinya pada puncak kebahagiaan. Dengan muka bersinar, dy bercerta ttg semngatnya kembali ingin merajut tali kasih dgn seseorng yg sdh membuat dy percya dan nyaman dgn sosok individu lain, setelah luka yg dy alami. Tetapi, 2 mnggu kemudian ketka aq bertmu dgn dy, wajahnya terlihat sekli murung dn berkaca-kaca. Aq coba bertnya dgn sante, "hei say, ada apa? Mngkn km ingin brrcerta?" Seketika dy mencrtakan smua yg terjadi, yg intinya adalah setelah dy dibuat berbunga-bunga, di angkat dirinya yg semula tdk berkesan dlm hidup, di sanjungnya dgn buaian kata-kata, janji2, dan harapan utk masa depan yg bgtu indah, tp di saat kepercayaan itu tumbuh dgn menaruh cinta dlm hatinya untk dy, seketika itu pula bagai dijatuhkan dr langit tanpa hrs melewati tahap 7 langit, yg langsung jatuh dr langit ketujuh menuju langit 1, dlm satu detik. Disitulah dy mengalami sebuah pengkhianatan dari cinta yg sudh dy berikan. Yg akhirnya hanya kesabaran yg membuat dy hrs berthan melanjutkan hidup meskipun hrs mengalami cinta dn pengkhianatan.
Selang 2 hari tepat dr certa kisah si A, mendengarlah aq pula kisah dari si B yg dgn topik sama yaitu cinta, kali ini aq sdh sangt faham sekali ttg kisahnya, tp kali ini berbeda karena dy terlihat begtu hidup ini sdh seakan tiada tempat baginya utk hidup. Dengan mimik sedih bercerita kalau dy sudah tdk dipedulikan lagi sama org yg dicintainya lagi tanpa alasan yg tdk jelas. Padhal ketika aq dtg kerumahnya, dy dlm kondisi yg sangat butuh di support, tetapi sosok yg di cintainya tidaklah ada ketka dy butuh sandaran utk dy mengadu, justru di hubungi berkali kali tdklah ada jawaban dr sana. Seketika itu pula aq coba berikan motivasi, utk dy ttp bangkit dn semngt lanjutkan hidup lbh baik. Lagi2 dgn kesimpulan akhir yg sama, cinta, pengkhianatan dan kesabaran.
Pada waktu yg sma pula, apa yg terdengar oleh telinga, terlihat oleh mata pun jg terasa oleh hati. Kisah dua org sahabt qu, pada waktu yg sama dn pd akhir yg sama juga mengingatkan q akan sebuah arti ucpan, begitu mudah hai kalian2 yg di sana mengucapkan sebuah cinta, masih sangat jelas kata-kata yg terucap bahwa "aq mencintaimu, dn hnya terakhir km bagiku sampai aq mati", bgtu mudah kamu membuat org yg tdinya tdk percaya dgn cinta, dengan kata-kata kamu "bahwa suatu saat nanti meskipun kamu lari kemanapun, hp gonta ganti seribukalipun, tp aq akan cari kamu dan dpatkan km". Dan ketika perasaan cinta sudah mulai ditumbuhkan, proses yg dialami tdklah mudah, kenangan yg dilewati tdklah mudah dilupakan, seketika itu pula tanpa hitungan jam, km menarik semua ucapan-ucapan kamu yg sdh kamu ucapkan secra lantang dengan mengkhianati perasaan yg sudah terbentuk. 
Spa? Spa yg meminta dn berusha utk buat jatuh cinta? Kamu yg lantang meminta, kmu yg berusha membangun itu, dn seketika itu tumbuh dgn bagus dlm hati, ternyta kamu pula yg cabut scra paksa di dlm hati...... tdk ada kok yg minta utk memiliki rasa cinta, dn tdk ada kok yg meminta kmu untk cinta dn mencintai. Tapi dgn alasan krn keadaan, kamu begtu lantang dan fasih mengkhianati apa yg sdh km tanamkan di hati. Kalau sdh tau keadaan tdk mendukung, knp tetap nekat seolah-olah bsa taklukkan keadaan, shingga kamu buat percya pada sebuah hati akan kekuatan cinta dn perjuangan kamu. Yg ternyta sebelumnya fasih lantang menyatakan engkaulah satu2nya seumur hidup, itu semua hnya hitungan waktu, tdklah sampai seumur hidup, seumur jagungpun tidak ada.., dengan santenya mengatakan, ya sudah aq cabut smua kata2 aq, yg sbelumnya aq ucapkan. Wow semudah itu kah kamu berkata dn semudah itukah km mengkhianati? Dan lucunya lagi, demi lancrnya utk dy kabur lari, fatalnya malah membalikkan fakta seolah-olah pihak yg tersakitilah yang bersalah...,
Dari kisah yg simple itu pula, akhirnya saya pribadi menyimpulkan bahwa ketika sesorng berkata bgtu mudahnya tanpa beban, waspadalah krn dlm keadaan yg yg lain, akan bgtu mudah mengkhianatinya. Dipikir ucapan itu hnyalah sesuatu yg simple bebanya, padhal tanpa disadari itu sudah melukai sesorang. Anehnya lagi yg dipermaslhkan adalah ttg makna bahasa, bhwa org cerdaspun meski ngmngnya abstrak tp tetp aja bsa difahami, pdhal abstrak atau konkrit, itu ujung2nya hnyalah persepsi.
Utk sahabt2 q, meski nasi sudah menjadi bubur, tp jadikanlah bubur itu pantas untuk d makan...
meski kaca telah hancur berkeping-keping, bersabarlah untuk menyambungnya kembali......
meski kereta telah pergi jauh... kejarlah dgn kendaraan tercepat lainnya.....
Artinya positiv thinking dlm hidup, meski terpuruk, hancur, jatuh.... don't ever give up.... hanya perlu bangkit karena yang satu, yaitu "Alloh"
Saya tidak meragukan kuasa Tuhan atas nikmatnya, tetapi saya meragukan sebuah karakter yang dapat menahan kuasa atas nikmatnya

Janji-janji Tuhan yang begitu banyak dan lugas dalam kitab suci Al qur'an pastilah nyata adanya. Janji Tuhan bukanlah janji para calon legislatif dalam kampanyrnya yang belum tentu kebenarnnya. Dia juga bukanlah janji calon presiden dalam kampanyenya yang masih harus menunggu akan wujudnya, bahkan mungkin tidak terwujud. Tetapi janji Tuhan merupakan bentuk kuasanya akan kasih sayangnya terhadap manusia. 
Sungguh manusia sangatlah beruntung karena hanya kepada manusialah Tuhan menyerukan firman-firmannya sebagai sandaran dalam mengarungi samudera kehidupan. Maka nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?. Tidak, tidak ada yang terdustakan. Harusnya memang itu jawabnnya, tidak ada satupun yang tercipta dalam dunia ini yang sia-sia. 
Well.... sangatlah menarik jika jelas bahwa tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan Tuhan, sehingga menarik manusia untuk menggunakan pikirannya, hatinya dengan sebuah kalimat pertanyaan "maka nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?" 
Kalimat nikmat, menggambarkan bahwa segala sesuatu yang membuat bahagia itu merupakan anugerah kenikmatan. Sehingga banyak orang yang ketika dalam kondisi bahagia, dia merasakan sebuah kenikmatan yang tiada tara. Contohnya, ketika mendapatkan mobil baru mungkin, atau mendapatkan jabatan baru atau mendapatkan uang yang berlimpah dan lain sebagainya. Itu semua menjadi indikator dari sebuah anugerah nikmat bagi kebanyakan manusia. Sedangkan sebaliknya, ketika mendapatkan dirinya dalam kondisi kurangnya uang, terlilit hutang, diturunkan dari jabatannya, diberikannya sakit, atau mungkin terpisahkan dari pasangan hidupnya, manusia merasa bahwa Tuhan sedang mencabut nikmatnya, karena itu semua merupakan indikator dari sebuah musibah.
Pertanyaannya adalah apakah benar indikator dari sebuah kenikmatan tersebut di atas? Dan apakah benar indikator dari musibah di atas? Saya pribadi tidaklah pada kapasitas memberikan jawaban itu benar atau itu salah. Saya hanya mencoba berfikir dengan sebuah pernyataan yang jika itu salah, pastilah karena kesalahan dari pikiran saya. 
Saya coba mencontohkan dengan apa yang saya rasakan, ketika saya mendapatkan musibah, mungkin salah satu yang menjadi indikator tersebut pernah saya rasakan, pastilah saya dalam kondisi sedih dan bisa jadi terpuruk. Tetapi,ketika dalam kondisi sedih dan terpuruk justru merasakan sebuah perasaan dan hati yang sangat bahagia, terasa nikmat Tuhan tercurahkan atas diri ini. Sebaliknya dalam kondisi yang bahagia, misalnya mendapatkan uang yang berlimpah, waw.... senang banget, bahkan serasa tiada beban bagi jiwa ini terhadap apapun karena kebahagiaan itu, tetapi itu semua berasa sangat sebentar saja, justru ada sesuatu yang hilang diraskan oleh hati ini, yaitu ketenangan dan kedamaian, serasa nikmat hakiki telah di ambilnya kembali ole Tuhan. 
Maka sangatlah tidak ada batasan antara kesenangan dan kesedihan, keduanya merupakan kenikmatan yang diberikan Tuhan atas manusia. Yang menjadikan batasan justrulah karakter pada manusia sehingga menahan kuasa Tuhan atas nikmatnya kepada diri manusia, yaitu ikhlas dan tidak ikhlas..
Keikhlasanlah yang menjadikan melimpahnya kuasa Tuhan ats anugerah nikmatnya kepada manusia. Dan ketidakikhlasn justrulah menahan kuasa Tuha  atas nikmatnya pula. 

Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu #the great solution from Alloh to us